MEGA MENDUNG


Aku, kita, seperti bagian mega-mega itu. Berada di setiap lapisannya. Bersama gumpalan-gumpalan awan putih, kelabu, dan hitam yang menyimpan air dan bakatnya menurunkan hujan. Perubahan terus-menerus seperti cara waktu bernafas. Dan pagi, dan siang, dan sore, dan malam memeluk seluruh misterinya. Jarak langit dan bumi  terasa semakin dekat.

Mata, rasa adalah ukuran pasti

Seperti aku, kita, bernafas melalui doa dan merajut kembali detailnya secara wajar. Melewati jalan yang sudah dipersiapkan. Berjalan sendiri-sendiri sekaligus bersama-sama. Meski jarak antara aku, kita dan mega-mega di langit adalah jarak tak terukur. Ketinggian yang tak berujung dan kedalaman yang tak berbatas. Ada rendah yang merendah, ada tinggi yang dilevelkan “atas”. Berlapis-lapis. Juga, ada tubuh dengan cara melihat terbalik.

Mata, rasa adalah ukuran pasti.

Udara yang membalut diriku, dan diri kita, antara tempat kita berada dengan jarak yang diluarnya adalah fakta-fakta bahwa aku, diri kita, tidak pernah sendiri


Mega Mendung

Fitri setyaningsih

No comments:

Post a Comment